ESDS, Alat Deteksi Dini Stunting Berbasis AI Buatan Mahasiswa UGM

Mahasiswa UGM dan Alat pendeteksi Stunting buatannya. Foto: tempo.co

Jakarta – Angka stuntingdi Indonesia yang masih tinggi menjadi latar belakang munculnya ide alat deteksi dini stunting Electronic Stunting Detection System (ESDS). Alat berbasis kecerdasan buatan (AI) ini dibuat oleh sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada atau UGM.

Ketua tim pengembang ESDS A.A. Gde Yogi Pramana mengatakan deteksi dini stunting sebenarnya sudah dilakukan oleh kader posyandu di tengah masyarakat. Sayangnya, sering terjadi kesalahan terhadap keakuratan dalam mengukur dan mengevaluasi pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh kurangnya keterampilan kader dan tidak sesuainya alat pengukur dengan standar antropometri.

Pengukuran anak di bawah dua tahun biasanya diukur menggunakan infantometer board dan timbangan. Sementara bagi posyandu yang tidak memiliki biasanya panjang badan diukur menggunakan alat seadanya. Hal tersebut membuat hasil pengukuran menjadi tidak akurat karena alat yang digunakan tidak sesuai dengan standar persyaratan antropometri anak di bawah usia dua tahun.

BACA JUGA:  Warga Sabang Desak Imigran Rohingya Keluar dari Sabang, Segera!

“Saat memakai timbangan dacin yang berbasis manual dengan model ayunan seringkali dalam proses penimbangan pengukuran tidak akurat karena bayi merasa tidak nyaman dan banyak bergerak,” kata Yogi dalam laman UGM, Selasa, 21 November 2023.