Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkap penyebab harga beras mahal beberapa waktu terkahir. Memang, terlihat tren kenaikan harga beras di awal tahun ini.
Bayu mengatakan salah satu faktor harga beras naik karena produksi dalam negeri yang belum kunjung terealisasi. Sebabnya, petani lokal terlambat melakukan tanam terimbas dari badai El Nino di tahun lalu.
“Situasi memang sedang dapat tekanan dari sisi produksi, sebagian petani kita terlambat tanamnya, baru mulai Januari mereka tanam, BPS (Badan Pusat Statistik) memperkirakan Januari-Februari itu defisit produksi kita sekitar 2,7 juta. Nanti baru mulai ada panen agak besar bulan Maret,” jelas Bayu ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).
“Jadi sekarang sedang terjadi defisit, makanya harganya naik,” sambung dia.
Harga Pupuk Punya Andil
Disamping itu, Bayu melihat ada dampak rentetan dari harga pupuk. Dia mencatat harga pupuk masih mahal imbas dari memanasnya geopolitik global dan penurunan suplai dunia.
Selain itu, Bos Bulog juga menilai memanasnya wilayah Laut Merah, Yaman atas serangan kelompok Houthi turut berpengaruh terhadap harga beras. Pasalnya, kapal-kapal logistik yang biasanya memotong jarak kini harus memutar melalui jalur yang lebih panjang.